Senin, 31 Mei 2010

sedikit tentang trichoptera


Trichoptera

Tingkah laku (behavior) adalah apakah suatu organisme melakukan sesuatu dan bagaimana sesuatu itu dilakukan, meliputi keduanya, komponen gerak dan bukan gerak, dan adalah hasil dari factor gen dan lingkungan. Pada ilmu biologi, proses belajar didefinisikan sebagai modifikasi dari tingkah laku yang dihasilkan dari peoses belajar. Seekor hewan akan mengenali stimulus yang didapatkannya dan mulai merespon stimulus tersebut sebagai suatu keputusan. Keputusan ini dapat berupa negatif berupa menjauhi atau menolak stimulus tersebut, sedangkan keputusan positif berupa mendekati atau menerima stimulus tersebut. (Campbell, et al 2002)

Trichoptera, atau caddisflies, termasuk kelompok serangga yang berbeda dengan serangga yang lain yang hidup di air. Hanya Diptera tertentu yang bertahan hidup di air karena jenis dan keanekaragaman ekologisnya. Larvanya dapat ditemukan di daerah danau, sungai, dan sepanjang aliran sungai, serta mereka adalah komponen penting dari sumber makanan di ekosistem air tawar. Beberapa jenis pada family Chathamiidae dari New Zealand dan Australia yang tidak umum dimiliki oleh insecta akuatik. (Resh and Rosenberg, 1984)

Biomonitoring adalah metode pemantauan kualitas air dengan menggunakan indikator biologis (Bioindikator), saat ini metode ini telah banyak dikembangkan di beberapa negara.
Yang dimaksud dengan bioindikator adalah kelompok atau komunitas organisme yang keberadaannya atau perilakunya di alam berhubungan dengan kondisi lingkungan, apabila terjadi perubahan kualitas air maka akan berpengaruh terhadap keberadaaan dan perilaku organisme tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai penunjuk kualitas lingkungan.
Jenis ideal yang dapat digunakan sebagai bioindikator adalah organisme akuatik yang tidak memiliki tulang belakang (makroinvertebrata).

Makroinvertebrata ini lebih banyak dipakai dalam pemantauan kualitas air karena memenuhi beberapa kriteria dibawah ini :

· Sifat hidupnya yang relatif menetap/tidak berpindah -pindah, meskipun kualitas air tidak mengalami perubahan.

· Dapat dijumpai pada beberapa zona habitat akuatik, dengan berbagai kondisi kualitas air.

· Masa hidupnya cukup lama, sehingga keberadaannya memungkinkan untuk merekam kualitas lingkungan di sekitarnya.

· Terdiri atas beberapa jenis yang memberi respon berbeda terhadap kualitas air.

· Relatif lebih mudah untuk dikenali dibandingkan dengan jenis mikroorganisme

· Mudah dalam pengumpulan/pengambilannya, karean hanya dibuthkan alat yang sederhana yang dapat dibuat sendiri.

Trichoptera dewasa berbeda dengan larvanya yang terlihat kurang menarik, ngengat yang mudah mati, biasanya terdapat di tepi danau atau sekeliling habitatnya. Trichoptea masih ada hubungan kerabat dengan ordo Lepidhoptera dan keduanya termasuk kelompok superordo Amphiesmenoptera, atau “dressed-up wings”, serangga yang bagian atasnya tertutupi oleh sayap. Monophyly dari kedua ordo yang terlihat jelas adalah kedua analilis morfologi dan molekulnya. (Kristensen 1984, Wheeler, et al. 2001)

Trichoptera mempunyai keadaan yang masih sangat primitive, berbulu banyak atau “hairy wings”. Trichoptera juga tidak seperti lalat dan kupu-kupu, keunikannya bisa bergulung seperti belalai member makan, mouthparts berkembang baik saat dewasa, termasuk mandible, tetapi memiliki haustellum yang terbentuk dari peleburan hypopharynx and labium, dan digunakan oleh beberapa spesies mengambil cairan.

Tidak seperti larva Lepidhoptera, larva trichoptera sebagian besar pemakan tumbuhan, kecuali detritivorous. Seperti ulat Lepidoptera, larva caddisfly sebagai penghasil bulu setera dengan bantuan kelenjar. Keanekaragaman dari mikrohabitat yang dimanfaatkan oleh larva caddisfly untuk pembuatan sutera, jarring, dan keseluruhan yang mungkin terjadi. (Mackay and Wiggins 1979, Wiggins 1996)

Lebih dari 12.000 spesies serangga, termasuk 45 famili, dan sekitar 600 genus, telah menggambarkan semua fauna di daerah masing-masing, tetapi itu telah diperkirakan bahwa di dunia fauna meliputi sebanyak 50.000 species (Schmid 1984). Tiga subordo yang diakui sekarang yaitu karakteristik yang dibedakan dari kaki jalan yang digunakan (Ross 1944), apapun yang digunakan untuk pembuatan jaring atau pipa, atau sebagai perekat untuk membuat berbagai jenis kotak peralatan, hidup di daerah pasir dan kerikil kecil, atau bit dari daun-daun dan ranting, beberapa genus atau bahkan spesies tubunynya terdiri atas berbagai partikel. Beberapa larva hidup bebas dan predator, tetapi meskipun demikian suteranya akan ditempatkan dimanapun mereka berada, umumnya adalah larva Lepidoptera.

Larva, dan jaring dan kotak yang sangat menarik yang mereka buat, menunjukkan tahapan hidup yang menarik bagi selain ahli serangga, dan latar belakang pembuatan kotak dari beberapa spesies disebut oleh nama umum dalam bahasa Inggris, caddisfly. Meskupun, kata aslinya kurang jelas, itu telah diperoleh dari cadaz atau cadace (caddys), sebuah variable ejaan kata yang digunakan di zaman Shakespearean, sebuah pita yang dibuat dari semacam tali yang dijual keliling, oleh karena itu disebut “cadicemen”. Caddice men yang akan menunjukkan sampel melalui pakaian yang mereka pakai. suatu yang kebiasaan mungkin telah mengusulkan nama caddisfly atau caddisworm untuk larvae yang berhub dengan air tersebut, yang memperlihatkan perilaku yang dapat disamakan dari memasang bit dari daun-daun selain ranting untuk keluar dari kotak mereka. (Hickin 1967)

Meskipun caddisfly tidak memiliki arti penting dalam bidang ekonomi karena hama, mereka berperan penting dalam keseimbangan energy dan dinamis yang tropis di ekosistem akuatik. Larvanya juga bermanfaat sebagai indicator biologi yaitu dalam kualitas air. Tujuan penggunaan secara khusus ini karena perbedaan spesies larva berdasarkan kepekaan terhadap pencemaran yang ada (Resh and Unzicker 1975, Resh 1993, Dohet 2002).

Trichoptera dewasa mudah diidentifikasi dari bagian luarnya. Bagian mulut yang mengecil dengan sepasang mandible, tetapi maxilari dan antenanya menyatu dengan mulut. Mata faset atau mata majemuk berkembang baik. Sayap trichoptera bagian depan lebih panjang dibanding sayap bagian belakang meskipun sayap bagian belakang lebih lebar. Kedua sayapnya dilindungi oleh bulu-bulu atau rambut. Sayap-sayap seperti pada umumnya menguncup saat berhenti bergerak. Panjang antenna pada spesies umumnya sama dengan panjang tubuhnya, tetapi pada beberapa family panjang antenannya bisa lebih panjang dari panjang tubuhnya. Kaki jalannya sangat jelas terlihat.

Larva trichoptera hidup di daerah sekitar air, kecuali beberapa family yang hi hidup bebas. Seperti larva holometabolous pada umumnya, mandiblenya berkembang baik, kakinya terdapat pada bagian dada (thorax), tetapi pada bagian abdomennya terdapat anal dan tidak ada kaki, daya cengkeramnya kuat yang disebut “anal claw”. Pada umumnya, pupa family trichoptera juga ada di daerah air dan mempunyai sepasang mandible.

Larva trichoptera dibagi dalam tiga kelompok utama, diantaranya :

1. Annulipalpia, meliputi semua family larva yang mampu membuat tempat pengasingan atau persembunyiannya.

2. Spicipalpia mencakup beberapa kelompok yang agak berbeda, masing-masing dengan kebiasaan larva yang berbeda:

a. Predaceous dan hidup bebas, tidak mempunyai cirri khusus, tetapi kepompongnya berbentuk seperti kubah yang berfragmen mineral. Contoh : Rhyacophilidae dan Hydrobiosidae.

b. Pembuat pure-case, yang hidup bebas sampai larva instar terakhir, dan kemudian membangun sebuah tempat ke substrat dan akhirnya larva menjadi kepompong. Contoh : Hydroptilidae.

c. Pembuat tortoise-case atau saddle-case, membuat tempat tinggal seperti pupa Annulipalpia dan Spicipalpia yang hidup bebas, yang terdiri dari sekumpulan pasir dan kerikil kecil, serta menjulurkan tali dari punggungnya untuk menahan tubuhnya. Contoh : Glossosomatidae.

3. Integripalpia disebut juga “pembuat tabung-kotak”, karena mereka paling membuat kotak kepompong diantara larva trichoptera lainnya. Kotak yang dapat dibentuk Integripalpia sangat unik dan bervariasi.

(Weaver 1984, Kristensen 1991)

DAFTAR PUSTAKA

Aceh Pedia. http://acehpedia.org/Biomonitoring. diakses tanggal 17 April 2010

Ralph W. Holzenthal, Roger J. Blahnik, Aysha Prather, and Karl Kjer.

http://tolweb.org/Trichoptera. diakses tanggal 14 April 2010

http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/kuliah/ekoair/bentos.html. diakses tanggal 17 April 2010